Sabtu, 22 Mei 2010
Saat saya mengambil sebuah buku catatan kecil yang disimpan tersusun rapi di deretan buku-buku kecil lainnya, saya tersenyum kecil, ternyata ada sedikit goresan singkat atas apa yang terngiang di bernak saya dalam suatu perjalanan yang tidak sebentar. Teringat waktu itu hujan gerimis,, saya berada di salah satu bis yang melaju berurutan menuju pulau terindah di dunia, BALI.
Seingat saya, saat menggoreskan tinta di buku mini itu cuaca di luar sudah mulai gelap, namun saya masih bisa melihat pemandangan cukup "cantik" di luar bis yang cukup jarang sekali saya liat.. Namun, tiba-tiba saja entah kenapa ada sesosok makhluk yang tidak asing melintas di bernak saya,, hingga spontan saya mengambil balpoint dan buku mini dalam tas hitam yang ada di pangkuan saya saat itu....
berjalan berdampingan laut lepas berombak pelan
ditemani pelangi senja penggugah syahdu
menghiasi degupan dan hentakan sesak pengais senyuman
terngiang ungkapnya menyapa bahu
tidak cukup melirik untuk memilih karena pilihan
saya diam tertegun menatap busur spektrum besar
dari pembiasan cahaya polikromatik 7 warna
hingga gelombang menepi
saya masih malu mengakui saya teringat pengetuk "pintu"
Sepanjang Pantai Utara Jawa Timur, 19 April 2010
menjelang adzan magrib berkumandang..

ditemani pelangi senja penggugah syahdu
menghiasi degupan dan hentakan sesak pengais senyuman
terngiang ungkapnya menyapa bahu
tidak cukup melirik untuk memilih karena pilihan
saya diam tertegun menatap busur spektrum besar
dari pembiasan cahaya polikromatik 7 warna
hingga gelombang menepi
saya masih malu mengakui saya teringat pengetuk "pintu"
Sepanjang Pantai Utara Jawa Timur, 19 April 2010
menjelang adzan magrib berkumandang..

0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)